Sabtu, 19 Februari 2011

How to make nata de coco

Nata de coco merupakan produk hasil proses fermentasi air kelapa dengan bantuan aktivitas Acetobacter xylinum. Nata berasal dari bahasa spanyol yang artinya terapung. Ini sesuai dengan sifatnya yaitu sejak diamati dari proses awal terbentuknya nata merupakan suatu lapisan tipis yang terapung pada permukaan yang semakin lama akan semakin tebal.
Semula industri nata de coco dimulai dari adanya industri rumah tangga yang menggunakan sari buah nenas sebagai bahan bakunya. Produk ini dikenal dengan nama nata de pina. Dikarenekan nenas sifatnya musiman, pilihan itu jatuh kepada buah kelapa yang berbuah sepanjang tahun dan dalam jumlah yang cukup besar serta ditemukan secara merata hamper diseluruh pelosok tanah air. Di skala industri, nata de coco sudah dikenal sejak diperkenalkannya pada tahun 1975. tetapi, sampai saat ini, industri nata de coco masih tergolong sedikit (di Indonesia). Padahal jika melihat prospeknya dimasa mendatang cukup enggiurkan. Akhir-akhir ini, Negara berkembang sedang melirik industri nata de coco.
Ada beberapa kelebihan atau daya tarik dari nata de coco yang menjadikannya sebagai sebuah industri yang cukup menjanjikan, diantaranya :
Pertama, nata de coco dikenal sebagai produk kaya serat. Kebutuhan masyarakat akan serat memang sesuatu hal mutlak, terutama masyarakat menengah keatas. Sejalan dengan berkembangnya era globalisasi masyarakat mendatang mulai melirik masalah kesehatan. Kesehatan bahkan dijadikan kebutuhan utama dibandingkan dengan kebutuhan lainnya. Dan nata de coco sangat baik untuk kesehatan karena serat yang dikandungnya. Akhir-akhir ini, banyak masyarakat yang rela menghabiskan uangnya guna mengkonsumsi tambahan serat dalam bentuk suplemen. Nata de coco adalah produk alami. Kecendrungan asyarakat adalah lebih tertarik kepada produk alami dibandingkan produk sintetis.
Kedua, nata de coco kaya akan gizi. Satu hal yang merupakan ciri masyarakat masa depan adalah kecendrungannya mengkonsumsi makanan yang bergizi merupakan suatu kebutuhan. Dan lagi-lagi nata de coco menjawab harapan masyarakat, nata de coco kaya akan gizi. Didalam nata de coco sendiri terkandung protein, lemak, gula, vitamin, asam amino, dan hormn pertumbuhan.
Ketiga, nata de coco mempunyai rasa yang lumayan enak. Disamping kaya akan gizi, nata de coco juga enak dikonsumsi. Jika dicampur dengan es teler, es krim atau fruit cocktail menjadikannya makanan yang mengundang selera.
Keempat, bahan pembuatan nata de coco mudah diperoleh dan tidak bersifat musiman. Nata de coco terbuat dari air kelapa. Dan kelapa sudah banyak dan hampir tersebar merata diseluruh pelosok tanah air. Kelapa juga berbuah sepanjang tahun dan tidak bersifat musiman.
Kelima, proses pengolahan dan peralatan industri nata de coco sederhana dan tidak memakan waktu yang lama. Pembuatan nata de coco tergolong cukup sederhana. Inductri rumah taggapun mampu memproduksinya. Waktu pembuatannya juga tergolong singkat, sekitar satu mingu sudah dapat dikonsumsi.
Keenam, industri nata de coco, merupakan industri yang ramah lingkungan.
Ketujuh, industri nata de coco belum begitu pesat perkembangannya. Peluang ini jika dimanfaatkan dan dikelola dengan baik, bukan mustahil akan mendatangkan keuntungan yang besar.

Alat dan Bahan :
·         Untuk pembuatan starter
1.      600 g  ampas nanas
2.      100 g gula pasir
3.      300 g air
(ampas nanas:gula:air = 6:3:1)
4.      Wadah bersih
5.      Kain saring
·         Untuk Proses Fermentasi
1.      1000 ml air kelapa
2.      Starter berupa Acetobacter xylinum 170 ml 
3.      100 gr gula pasir
4.      20  ml asam cuka keras
5.      Saringan
6.      Sendok bersih
7.      Wadah untuk merebus
8.      Kompor/tungku
9.      Wadah fermenstasi
10.  Kain saring / kasa
·         Untuk sirup nata de coco
1.      3 kg nata de coco
2.      2 kg gula
3.      4.5 liter air
4.      Vanili secukupnya
Langkah kerja :
Ø  Persiapan media starter
1.      Buah nenas dikupas, dicuci sehingga dihasilkan daging nenas. Daging nenas dipotong kecil-kecil, dihancurkan, dan diambil ampasnya.
2.      Ampas nenas dicampur dengan gula pasir dan air masak dengan perbandingan 6:1:3 sampai merata.
3.      Masukkan campuran tersebut dalam wadah bersih dan tutup dalam kain saring. Diamkan selama 2-3 minggu.
4.      Biarkan tanpa diganggu selama 2-3 minggu hingga terbentuk lapisan putih atau bibit Acetobacter xylinum.

Ø  Penyaringan dan Pendidihan
Untuk menghilangkan kotoran yang bercampur pada air kelapa di lakukan penyaringan dengan menggunakan kain saring . Kemudian campurkan gula pasir sebanyak 100 gr/Liter air kelapa, lalu di didihkan dan di dinginkan .
Ø  Inokulasi (pencampuran dengan Starter)
Setelah dingin, PH nya diatur agar berada pada kisaran 3-4 (20 ml cuka) , kemudian di Inokulasi dengan menambahkan starter (Acetobacter Xylinum) sebanyak 170 ml.
Ø  Pemeraman (Fermentasi)
Masukan campuran tersebut ke wadah fermentasi (baskom, manci,ember) kemudian ditutup dengan kain kasa dan simpan di tempat yang aman dan bersih. Lama pemeraman kurang lebih 2 minggu atau sampai lapisan mencapai tebal 1,5 cm.
Setelah pemeraman selesai dengan terbentuknya lapisan nata, lapisan nata diangkat dengan hati-hati menggunakan garpu yang bersih agar tidak mencemari cairan yang belum menjadi nata. Sisa cairan yang belum jadi bisa digunakan sebagai cairan bibit pada pengolahan berikutnya.
Buang selaput yang menempel pada bagian bawah nata, dicuci lalu potong-potong sesuai selera dan dicuci bersih. Masukan kedalam wadah dan direndam selama 3 hari, setiap hari air diganti sesudah itu direbus selama 10 menit agar rasa asamnya hilang.
Selanjutnya nata de coco bisa diawetkan sebagai sirup nata dengan cara mencampur 3kg nata de coco dengan 2 kg gula ditambah 4,5 liter air lalu dididihkan selama 15 menit, bisa jga di tambah vanili sebagai pewangi.

Sebenarnya ini buat ujian praktek saya di sekolah, tapi ga jadi ~.~ gara-gara gagal bikin starter, lalu setelah beli biakan starter di toko deket taman topi (bogor) seharga Rp22,500.-/botol sirup, besoknya bacterinya tumpah dan ga bisa di pake lagi karena sudah terkontaminasi koran penutup botolnya. Dua hari kemudian, rencananya mau beli lagi, tapi ternyata bacterinya habis.berhubung waktunya sudah tidak memungkinkan terpaksa beralih ke tape atau tempe.