Assalamu'alaikum. wr.wb
orang bilang fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. and it's true! gua merasakannya saat ini.
actually, this was my problem in my class. but i want to share it to you.
okay, gua diangkat secara tidak resmi menjadi wakil bendahara di kelas. ofcourse i refused it. tapi gmana lgi, ketua kelasnya maksa gua, n ketika d tanya ke yang lain, mereka stuju" aja. awalnya karna masalah keuangan MOS cuma gua yang ngerti jdi gua g terlalu melibatkan bendahara 1 ny. tapi setelah buku-buku datang, knapa uang buku gua lgi yang ngumpulin? so, gua nyaranin ke bendahara 1 kalo uang buku dia yang tangani. jawaban dia adalah terserah. dan ketuanya nyaranin gua aja yang megang. dengan berat hati gua terima. gua tagihin uang-uang tersebut k temen". ada yang nanya "loh, kok kmu yang nagihin?". trus gua jawab "ketua kelasnya yang milih, ada yang keberatan? ^^". tapi smuanya diam dan hanya berkata "oh...". oke gua anggap itu tanda stuju.
awalnya gua bisa ngendaliin smuany, tpi lama" gua kwalahan. uang buku sih pas tidak kurang sdikit pun, masalahnya ada di uang MOSny. knpa? soalnya gua bingung ada orang yang cuma byar buat mos dan tidak membayar buat menara, ada lagi cma byar 10 ribuan dengan alasan tidak ngambil karung terigu, ada lgi yang slalu menyediakan alasan untuk tidak bayar. suatu saat, gua harus ngeluarin uang secara mendadak dan tidak ada bukti pengeluarannya. bahkan terkadang uang gua sendiri yang kepake karena uang kasnya minus. tapi gua g pernah nyatuin uang kas dengan uang pribadi. uang kas g pernah gua pake, tpi justru uang pribadi gua yang kepake. jadinya, pengeluaran dan pemasukan tidak terkendali. ok, emang gua yang salah gua teledor dan terlalu percaya sama temen kalo mereka bakal byar. tapi inget satu hal. gua g pernah ngambil sedikit pun uang kas, menyontek aja gua g mau melakukannya, apalagi ngambil uang orang? g kebayang pertanggungjawabannya bakal sebesar apa di akhirat. tapi mereka yang tidak mengerti justru mengatai saya sebagai koruptor, Astaghfirullah. jangan suudzon dong. jujur hati gua sngat sngat sngat sakit mendengarnya. awalnya gua tgar, tpi smakin bnyak yang simpati, gua smakin lemah, akhirny tetesan air mata keluar. lgi-lgi nangis cngeng bgt sih gua.
akhirnya gua ngambil solusi untuk menjelaskan smuany lwat tulisan di papan tulis karna gua g mampu brkata" dgn hati kacau sperti itu. ya, smaleman gua berpikir keras buat ngebikin laporan pengeluaran dan pemasukan. tujuannya buat ngerehabilitasi nama baik gua. tapi tetep aja hasilnya g sempurna, karna ingatan gua g terlalu baik. maslah uang gua yg kepake, gua coba ikhlasin, meskipun agak berat karena gua harus ngulang nabung dari awal uang itu. dan tindakan terakhir yaitu gua ngundurin diri jadi bendahara.
pelajarannya buat kita adalah jangan mau menjabat suatu jabatan hanya dari persetujuan beberapa orang meskipun orang-orang itu termasuk yang berkuasa dikelas kita. dan terapkan sistem demokrasi. dan jika menjadi bendahara jangan lupa untuk meminta bon atau kuitansi saat mengeluarkan sjumlah uang, dan catat semua pengeluaran pemasukan secara detail g peduli nominalnya skecil apapun. lalu jangan suudzon, kita harus sabar, positive thingking, dan itu merupakan suatu sifat yang seharusnya terbentuk saat mengikuti MOS. jadi bgi kalian yang masih tertinggal negative thingkingnya brarti MOS yang kalian jalani itu GAGAL. percuma kita cape-cape ikut MOS kmaren kalo g ada hasilnya. dan juga, jaga lisan kita karena "mulutmu, harimaumu, yang akan menjadikan kalian penghuni neraka". jangan sampai ada lgi hati yang tersakiti. dan jga jangan menjadi orang yang gampang emosi, orang yang sensitif, karena saat itu setan sangat mudah masuk kedalam diri kita. jujur, gua takut ktika melihat orang yang klewat marah, rasanya bentar lagi ada perang dunia ketiga.
mohon maaf bila ada salah kata.
wassalamu'alaikum. wr.wb
Minggu, 07 Agustus 2011
Hidupku di Bus 3/4
assalamu'alaikum. hai guys.
mungkin postingan ini dah telat bgt, soalnya gua ngalamin ini pas kelas 9.
jadi critanya bgini, gua les di bp pajajaran, dan pulangnya itu jam 6 alias stlah solat maghrib. kalo lewat jalur belakang yaitu naik angkot 05 dan 17 pasti agak mustahil. karna angkot 17 sudah tidak beroprasi lgi jam sgituan. meskipun ada, tpi cma 1 ato 2 an. kalo tetep gua paksain bisa" g pulang, soalnya saat smp gua g pernah bwa hp kesekolah karna adany larangan membawa hp ke sekolah gua, SMP Negeri 1 Bogor. yah, bisa dibilang gua termasuk anak yang disiplin dan taat peraturan. so, gua lewat jalur depan, yaitu naik angkot 09, 08 dan di lanjutkan dengan ojeg. tpi bisa jga naik bus 3/4 ato bis yg biasa bertuliskan 'miniarta' ato 'dedi s putra' dan dilanjutkan dgn ojeg. pulang naik bis sbenernya lebih hemat ktimbang naik angkot.
awalny gua g pernah mau naik bus sendirian kecuali dengan nyokap gua. alasanny di bus itu banyak copet, bnyak preman, dll. tpi suatu saat, brhubung saat itu gua pnya uang pas-pasan yaitu Rp4000,00, akhirnya gua memberanikan diri naik bus. and you know? it's not bad. gua nyaman duduk di dalamnya. bahkan bisa tertidur lelap, tanpa perlu gonta-ganti angkot. sejak saat itu gua naik bus.
hari demi hari terlwati. gua baru sadar ternyata dalam bus gua bisa bljar bnyak hal tentang khidupan. kita harus mengalah kpada yg lebih lemah, kita harus slalu waspada, dan slalu mengingatkan saya untuk slalu bersyukur. kadang gua kesal, saat gua mengalah tempat duduk untuk seorang ibu tapi yg ngedudukin malah seorang pemuda. egois bgt. gua jga g pernah suka sama org yg merokok. trlalu egois untuk menjadi makhluk sosial. tak tau kah mereka kalau perokok pasif itu lebih besar resikony untuk mengidap kanker paru" dibanding perokok aktif. gua jga suka kesal saat keneknya tidak sopan dan jujur saat memberikan uang kembalian. okay, meski cuma seribu, tpi itu adlah sebuah kejujuran. seandainya dia minta bakal gua kasih kok, tpi dia brusaha membodoh-bodohi gua seolah gua g tau tarif yg sbnerny.
pernah jga gua berhadapan dengan orang yg mencurigakan, nanya ini itu. yah gua jawab apa adany tapi tidak detail. karna bohong itu dosa. pernah jga gua berkenalan dengan beberapa ibu" yg ramah, yg menambah pengetahuan gua. bahkan gua jga pernah berkenalan dengan pengamen. awalnya dia ngegodain gua, sebagai cwek gua g suka dong. so, gua cuekin. tpi gua dibilang sombong, dan g mau kenalan dgn pengamen. gua g kayak gitu kok, bahkan sebenernya gua senang kalo bisa berkenalan dengan pengamen yg baik d jalanan, jdi bisa berbagi. tpi cara mereka minta berkenalan itu yg bikin gua illfeel. akhirnya gua mengintrogasi dia dengan muka jutek, lumayan buat nambah pengetahuan dalam hati. "kenpa lu ngamen? lu g sekolah?" (jahat bgt ya.) dia menjawab "sekolah kok, ada skolah pagi d terminal, gua ngamen buat ngumpulin uang". gua langsung berpikir, btapa kasiannya mereka, belajar di terminal yg kumuh dan tidak efisien. trus gua tanya lgi "loh kenapa g bapak kamu aja yang kerja cari uang?". dia menjawab dengan muka sedih "bapak sakit-sakitan, jadi saya pulang skolah ngamen cari uang buat obatnya dan adik-adik saya". skali lagi hati gua tersentuh. "tpi kalo kamu ngamen terus g ada kemajuan dong. emang cita-cita kamu apa?". dia menjawab "jadi orang kaya yang sukses". "bisa lbih spesifik lgi?". dia keliatan bingung. "maksudnya, mungkin kamu mau jadi dokter ato astronot ato guru gitu?". dia menjawab "ohh, saya mau jadi pencipta lgu.". "maksudnya musisi?". "iya, musisi, kan keren tuh, nyanyiin lgu yang kita buat sendiri, oh ya nama lu siapa bleh knalan dong". berkali-kali dia nanya nama saya, akhirnya gua jwab 'Tia', tidak bohong hanya saja tidak biasa. "tia, liat deh kerenkan tatony?". "ih apaan, keren dari mana? tato cma nyakitin diri sendiri tau. bnerkan sakit pas di pakeinny? ". "iya, sih, tapikan keren". yaampun tato dibilang keren -.- gua paling g suka liat orang bertato.
gua jg bisa mendengarkan lgu-lgu yang dinyanyiin oleh pengamen. secara, pengamen di bus itu lebih bermutu dari pada di angkot. ada pengamen biasa, pengamen gaduh, pengamen pincang, pengamen elit, pengamen tunawicara, pengamen keren suarany. pengmen biasa, ya dengan gitar biasa dan suara yang biasa. pengamen gaduh, pengamen yg suka pake gendang yang iramany g jelas. pengamen pincang, gua kasian sama yang satu ini, dia susah payah turun dan naik angkot dgn bawa gitar, meskipun suara pas-pasan, tpi ini ngingetin gua buat tidak menyianyiakan uang dan bersyukur karna masih bnyk orang yg membutuhkanya. pengamen elit, pengamen yg terdidik keliatanny kayak org kuliahan yang mengamen untuk menyalurkan bakat menyanyiny. pengamen tunawicara alias bisu, gua kasian tapi heran knpa dia memilih untuk jadi pengamen sdngkan untuk berbicara pun dia susah. and the answer is... karena keadaan dan takdir. oke, smuanya jga akan di menjawab itu jika di tanya kenapa kamu terus menerus tidak mengerti (alias bodoh), kenapa kamu miskin, kenapa kamu slalu sngsara. tpi jika kita selalu positive thingking, slalu berusaha, dan berdoa, tentu kita akan bisa merubahnya.
so, gua saranin lu lu smua nyobain naik bus. dan renungkan smuanya.. smua itu membuat kita menjadi pribadi kaya yang sejati. yaitu rasa kaya yang timbul akibat kita slalu bersyukur.
mungkin postingan ini dah telat bgt, soalnya gua ngalamin ini pas kelas 9.
jadi critanya bgini, gua les di bp pajajaran, dan pulangnya itu jam 6 alias stlah solat maghrib. kalo lewat jalur belakang yaitu naik angkot 05 dan 17 pasti agak mustahil. karna angkot 17 sudah tidak beroprasi lgi jam sgituan. meskipun ada, tpi cma 1 ato 2 an. kalo tetep gua paksain bisa" g pulang, soalnya saat smp gua g pernah bwa hp kesekolah karna adany larangan membawa hp ke sekolah gua, SMP Negeri 1 Bogor. yah, bisa dibilang gua termasuk anak yang disiplin dan taat peraturan. so, gua lewat jalur depan, yaitu naik angkot 09, 08 dan di lanjutkan dengan ojeg. tpi bisa jga naik bus 3/4 ato bis yg biasa bertuliskan 'miniarta' ato 'dedi s putra' dan dilanjutkan dgn ojeg. pulang naik bis sbenernya lebih hemat ktimbang naik angkot.
awalny gua g pernah mau naik bus sendirian kecuali dengan nyokap gua. alasanny di bus itu banyak copet, bnyak preman, dll. tpi suatu saat, brhubung saat itu gua pnya uang pas-pasan yaitu Rp4000,00, akhirnya gua memberanikan diri naik bus. and you know? it's not bad. gua nyaman duduk di dalamnya. bahkan bisa tertidur lelap, tanpa perlu gonta-ganti angkot. sejak saat itu gua naik bus.
hari demi hari terlwati. gua baru sadar ternyata dalam bus gua bisa bljar bnyak hal tentang khidupan. kita harus mengalah kpada yg lebih lemah, kita harus slalu waspada, dan slalu mengingatkan saya untuk slalu bersyukur. kadang gua kesal, saat gua mengalah tempat duduk untuk seorang ibu tapi yg ngedudukin malah seorang pemuda. egois bgt. gua jga g pernah suka sama org yg merokok. trlalu egois untuk menjadi makhluk sosial. tak tau kah mereka kalau perokok pasif itu lebih besar resikony untuk mengidap kanker paru" dibanding perokok aktif. gua jga suka kesal saat keneknya tidak sopan dan jujur saat memberikan uang kembalian. okay, meski cuma seribu, tpi itu adlah sebuah kejujuran. seandainya dia minta bakal gua kasih kok, tpi dia brusaha membodoh-bodohi gua seolah gua g tau tarif yg sbnerny.
pernah jga gua berhadapan dengan orang yg mencurigakan, nanya ini itu. yah gua jawab apa adany tapi tidak detail. karna bohong itu dosa. pernah jga gua berkenalan dengan beberapa ibu" yg ramah, yg menambah pengetahuan gua. bahkan gua jga pernah berkenalan dengan pengamen. awalnya dia ngegodain gua, sebagai cwek gua g suka dong. so, gua cuekin. tpi gua dibilang sombong, dan g mau kenalan dgn pengamen. gua g kayak gitu kok, bahkan sebenernya gua senang kalo bisa berkenalan dengan pengamen yg baik d jalanan, jdi bisa berbagi. tpi cara mereka minta berkenalan itu yg bikin gua illfeel. akhirnya gua mengintrogasi dia dengan muka jutek, lumayan buat nambah pengetahuan dalam hati. "kenpa lu ngamen? lu g sekolah?" (jahat bgt ya.) dia menjawab "sekolah kok, ada skolah pagi d terminal, gua ngamen buat ngumpulin uang". gua langsung berpikir, btapa kasiannya mereka, belajar di terminal yg kumuh dan tidak efisien. trus gua tanya lgi "loh kenapa g bapak kamu aja yang kerja cari uang?". dia menjawab dengan muka sedih "bapak sakit-sakitan, jadi saya pulang skolah ngamen cari uang buat obatnya dan adik-adik saya". skali lagi hati gua tersentuh. "tpi kalo kamu ngamen terus g ada kemajuan dong. emang cita-cita kamu apa?". dia menjawab "jadi orang kaya yang sukses". "bisa lbih spesifik lgi?". dia keliatan bingung. "maksudnya, mungkin kamu mau jadi dokter ato astronot ato guru gitu?". dia menjawab "ohh, saya mau jadi pencipta lgu.". "maksudnya musisi?". "iya, musisi, kan keren tuh, nyanyiin lgu yang kita buat sendiri, oh ya nama lu siapa bleh knalan dong". berkali-kali dia nanya nama saya, akhirnya gua jwab 'Tia', tidak bohong hanya saja tidak biasa. "tia, liat deh kerenkan tatony?". "ih apaan, keren dari mana? tato cma nyakitin diri sendiri tau. bnerkan sakit pas di pakeinny? ". "iya, sih, tapikan keren". yaampun tato dibilang keren -.- gua paling g suka liat orang bertato.
gua jg bisa mendengarkan lgu-lgu yang dinyanyiin oleh pengamen. secara, pengamen di bus itu lebih bermutu dari pada di angkot. ada pengamen biasa, pengamen gaduh, pengamen pincang, pengamen elit, pengamen tunawicara, pengamen keren suarany. pengmen biasa, ya dengan gitar biasa dan suara yang biasa. pengamen gaduh, pengamen yg suka pake gendang yang iramany g jelas. pengamen pincang, gua kasian sama yang satu ini, dia susah payah turun dan naik angkot dgn bawa gitar, meskipun suara pas-pasan, tpi ini ngingetin gua buat tidak menyianyiakan uang dan bersyukur karna masih bnyk orang yg membutuhkanya. pengamen elit, pengamen yg terdidik keliatanny kayak org kuliahan yang mengamen untuk menyalurkan bakat menyanyiny. pengamen tunawicara alias bisu, gua kasian tapi heran knpa dia memilih untuk jadi pengamen sdngkan untuk berbicara pun dia susah. and the answer is... karena keadaan dan takdir. oke, smuanya jga akan di menjawab itu jika di tanya kenapa kamu terus menerus tidak mengerti (alias bodoh), kenapa kamu miskin, kenapa kamu slalu sngsara. tpi jika kita selalu positive thingking, slalu berusaha, dan berdoa, tentu kita akan bisa merubahnya.
so, gua saranin lu lu smua nyobain naik bus. dan renungkan smuanya.. smua itu membuat kita menjadi pribadi kaya yang sejati. yaitu rasa kaya yang timbul akibat kita slalu bersyukur.
Langganan:
Postingan (Atom)